Featured

Tampilkan postingan dengan label Pelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran. Tampilkan semua postingan

Alasan kenapa cinta di lambangkan dengan bentuk hati

Tau kah anda alasan kenapa cinta di lambangkan dengan bentuk hati
Bagi semua orang kata-kata ini memang sangat populer, dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati. Pertanyaan selanjutnya , dari mana asal-usul dan alasan kenapa cinta dilambangkan dengan bentuk hati dan tidak di lambangkan dengan bentu kaki saja? Ya masa' mau di kasih lambang kaki kan gak lucu, emang cinta sendal apa. Bingung ya? Sama, saya juga bingung. Daripada bingung mendingan lanjutin baca aja deh.
Simbol ini digunakan untuk merepresentasikan “hati” yang telah banyak dikenal oleh bangsa barat untuk menandakan cinta atau kasih sayang. Namun, di tempat lain memiliki makna lain untuk tanda ini. Bangsa Swedia mengartikan symbol hati dengan toilet atau tempat pembuangan.

Simbol ini banyak digunakan untuk merepresentasikan hati yang sebenarnya telah ada sejak ratusan tahun lalu. Pernahkan anda menyadari dari mana semua itu berasal? Simbol ini sebenarnya merupakan kombinasi dari ideograms. Simbol ini digabungkan dari api/pertempuran (dari abad pertengahan) yang diselaraskan dengan timbangan dari struktur terbuka symbol. Simbol hati juga digabungkan dengan representasi kebersamaan.


Simbol ini memiliki banyak arti dan telah ada sejak lama, namun mengapa hingga kini menjadi bentuk symbol yangs sangat populer. Popularitasnya mungkin dikarenakan sisi romantic yang dimiliki oleh kebudayaan lama diwaktu tertentu. Simbol hati merupakan pusat dari pikiran dan perasaan.

sumber: http://www.menjelma.com
Read more

Burung pun Mengerti Tata Bahasa

Burung pun Mengerti Tata Bahasa

J.M.Garg

Burung pipit berkicau menggunakan pola yang serupa dengan tata bahasa. Temuan itu dilaporkan oleh Kentaro Abe dari Kyoto University, bersama koleganya Dai Watanabe dari Japan Science and Technology Saitama.

Abe dan timnya melakukan eksperimen dengan memutarkan beberapa lagu berulang kali sampai pipit terbiasa mendengarnya. Kemudian mereka mengacak suku kata setiap lagu dan memperdengarkannya kembali kepada pipit.

Hasilnya, burung itu hanya bereaksi terhadap satu dari empat versi yang telah diacak. Burung pipit itu hanya bereaksi terhadap versi yang dinamakan SEQ2, seolah-olah menyadari ada pelanggaran tata bahasa di dalamnya. Hampir 90 persen dari burung pipit yang diuji menunjukkan respons yang sama.

Menurut Abe, respons tersebut mengindikasikan adanya aturan tertentu dalam pengaturan urutan suku kata dalam nyanyian burung pipit yang disepakati dalam komunitas mereka. "Burung pipit ini mempunyai kemampuan spontan untuk memproses hubungan antarkata dalam nyanyian mereka," kata Abe.

Kemampuan tersebut bukanlah bawaan lahir melainkan harus dipelajari. Dalam eksperimen berikutnya, Abe menemukan burung yang dibesarkan dalam isolasi tidak bereaksi terhadap SEQ2. Setelah burung itu dikumpulkan bersama burung-burung lainnya selama dua minggu, barulah burung itu menunjukkan reaksi yang sama.

Constance Scharff yang mempelajari kicauan burung di Free University of Berlin, Jerman, mengatakan bahwa hasil eksperimen tersebut sangat penting karena sebelumnya hanya manusia yang diklaim sebagai satu-satunya spesies yang menggunakan tata bahasa. Binatang lain seperti anjing, kera, dan burung kakaktua dapat mengenali dan menyusun kalimat, hanya burung pipit yang menggunakan tata bahasa dalam kicauan mereka. (Sumber: NewScientist)
Read more

Inilah Alasan Kenapa Terjadinya Putus Cinta

Cinta memang sulit untuk ditebak. Permasalahan terkadang datang silih berganti, dengan tema-tema aneh dan membingunkan.


Berikut ini adalah hasil dari sebuah polling terbaru, terhadap 1400 wanita, mengenai alasan kenapa terjadinya putus cinta. Polling dikutip dari situs cosmopolitan.com.

  • Pacar yang tidak akrab dengan keluarga dan teman (18,9 persen)
  • Salah seorang pihak pindah (20,2 persen)
  • Kekasih kurang ambisius tentang kariernya (20,6 persen)
  • Pacar tidak lagi romantis seperti sebelum-sebelumnya (21,1 persen)
  • Rindu melanjang dan berkencan sana.sini (21,1 persen)
  • Pacar berbohong tentang sesuatu sehingga kehilangan kepercayaan (29,1 persen)
  • Pacar berselingkuh (36,6 persen)
  • Sudah tak saling cinta (39,7 persen)

Menarik lainnya dalam polling tersebut juga ditemukan bahwa suatu hubungan bisa berakhir ketika pihak lelaki ingin membawa hubungan itu ke tingkat selanjutnya, tapi tidak dengan pihak perempuan (12,7 persen) dan sebaliknya (9,1 persen).

Sementara itu, hanya sekitar satu persen perempuan yang disurvei mengatakan, hubungan itu bubar karena mereka memberikan ultimatum kepada kekasihnya untuk melamar mereka atau mengakhirinya.

sumber : http://www.ponjen.com
Read more

Delete this element to display blogger navbar

 
© Noblogandi | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger