Inilah keluarga dengan jumlah anggota terbesar di dunia, dengan kepala keluarga Ziona Chana. Bagaimana tidak disebut besar, pria 67 tahun memimpin sebuah komunitas yang terdiri atas 39 istri, 94 anak, 14 menantu dan 33 cucu.
Mereka betul-betul tinggal dalam sebuah kesatuan, yaitu bangunan besar empat lantai mirip asrama yang terdiri atas 100 kamar di desa Baktwang, negara bagian Mizoram, India.
“Hari ini saya merasa bagaikan anak Tuhan paling istimewa. Dia memberi saya begitu banyak orang untuk dijaga. Saya menganggap diri ini beruntung bisa punya 39 istri dan menjadi kepala sebuah keluarga terbesar di dunia,” katanya kepada The Sun, 20 Februari 2011.
Keluarga ini dikelola nyaris dengan displin ala militer. Istri tertua Zathiangi bertindak sebagai komandan, mengorganisir sesama istri untuk menjalankan pekerjaan rumah tangga seperti bersih-bersih dan menyiapkan makan. Begitu massalnya pekerjaan yang harus dilakukan untuk keluarga ini, sehingga untuk sekali makan malam saja perlu 30 ekor ayam, 59 kg tomat dan menanak 1 kuintal beras.
Ia bahkan pernah menikahi 10 perempuan dalam setahun, ketika ia sedang berada di puncak kejayaannya. Itulah Chana, ketika ia dengan nyaman menikmati ranjang besarnya, puluhan istrinya harus hidup di kamar-kamar mirip asrama.
Lalu bagaimana ia memenuhi kebutuhan orang sebanyak itu. Keluarga ini membangun sekolah sendiri plus taman bermain. Mereka juga membangun rumah sendiri. Sedangkan untuk urusan perut, mereka punya sawah dan kebun sayur yang luas, serta peternakan babi dan unggas.
Soal keadilan untuk para istri, jangan ditanya. Ia memilih istri termuda untuk tinggal di kamar terdekat dengan kamar besarnya. Sementara si istri tertua tidur di sebuah kamar bersebelahan dengan istri termuda itu.Soal urusan seks, ada sistem rotasi giliran bagi para istri untuk mengunjungi kamar Chana.
Salah satu istri adalah Rinkmini yang berusia 35 tahun. “Kami tinggal bersamanya (Chana) karena ia adalah orang terpenting dalam keluarga ini. Dia pria paling tampan di desa ini,” kta Runkmini.
Soal pertemuannya dengan pria itu, Runkmini mengenang masa 18 tahun lalu. Waktu itu Chana melihatnya berjalan pada suatu pagi, lalu pria itu mengiriminya surat lamaran agar mau menjadi istrinya.
Istri yang lain, Huntharnghanki, mengatakan, seluruh anggota keluarga berhubungan baik. Menurutnya, sistem kekeluargaannya didasari saling mencintai dan menghormati. Soal kelakuannya memburu banyak istri ini, Chana memang menjadi pemimpin sebuah sekte beranggota 4.000 orang yang mengizinkan seorang pria mempunyai istri sebanyak mungkin.
Chana mengatakan ia tak akan berhenti mencari istri. “Untuk mengembangkan sekte ini, saya bersedia, bahkan pergi ke Amerika, untuk menikah lagi,” katanya. Salah satu putra Chana mengatakan, ayahnya kerap menikahi perempuan miskin agar bisa menafkahinya.
Bicara tentang satu keluarga besar yang bahagia, Bapak Ziona memiliki 39 istri, 94 anak-anak, 14 anak mantu perempuan dan 33 cucu – semua hidup bersama di bawah satu atap. Diyakini sebagai keluarga terbesar di dunia, rumahnya cukup besar, empat lantai dengan 100 kamar di mana mereka tidur seperti di asrama.Dan bahkan kemudian mereka harus pergi atas-ke-ekor sesuai.
begitu banyak induk nya hidup dengan dia, “Hari ini saya merasa seperti anak-anak khusus dari Tuhan. Dia memberikan saya begitu banyak orang di pelihara. “Saya menganggap diri saya orang yang beruntung menjadi suami dari 39 wanita dan kepala keluarga terbesar.” Semua orang dari keluarga bekerja sebagai tukang kayu dan Ziona bangga mengatakan: “Kami tidak ingin ada bantuan dari pemerintah.”
Rumah keluarga disebut Chhuanthar Run – yang diterjemahkan sebagai “rumah dari generasi baru” – di perbukitan desa Baktawng, di negara India Mizoram. Ia memiliki sekolah sendiri, taman bermain, lokakarya pertukangan, peternakan kandang babi dan unggas, sawah – kebun sayur dan cukup besar untuk memberi makan seluruh keluarga besar.
Waktu makan seperti makan tentara, dengan para wanita dari keluarga ber jam-jam menyiapkan makan malam. Makanan khas mereka dapat dilihat saat mereka memotong 30 ayam, mengupas 66 kg kentang dan memasak sampai 110 kg beras. Semua dilakukan di atas nyala api yang terus menyala sepanjang hari.
Istri tertuanya Zathiangi, 69, mendelegasikan semua tugas sehari-hari di sekitar rumah untuk istri yang lain, anak perempuan mereka dan anak-anak mantu perempuannya. Setiap hari ada segunung cucian untuk dikerjakan – semua dilakukan dengan tangan.
Ziona, yang disebut “Ka pa” atau Bapa sederhana oleh keluarganya, menikahi Zathiangi ketika ia berusia 17 tahun.
Dia adalah pemimpin turun-temurun dari sekte Chana, yang percaya bahwa mereka suatu hari akan memerintah dunia dengan Tuhan. Dinamai Challian Chana, kakek Ziona’s, sekte ini memungkinkan para pria untuk mengambil istri sebanyak yang mereka inginkan.
Tetapi ketika ia tumbuh dewasa, Ziona yakin ia tidak akan menikah, berkata: “Ayahku memiliki tujuh istri dan merawat mereka adalah tugas yang sulit. “Ketika saya melihat dia dikelilingi oleh perempuan semua waktu itu membuat saya terharu Tapi harapan saya bukan keinginan Tuhan..”
Sekarang ia membagi waktunya antara semua 39 istri – yang terakhir diperoleh pada tahun lalu. Dia memiliki kemewahan kamar tidur sendiri di rumah – dimana istrinya dipanggil secara bergantian. Yang 99 lainnya kamar yang ditempati oleh seluruh keluarga. Meskipun Ziona memiliki tempat tidur ganda yang besar, namun istrinya harus puas berbagi tempat tidur di asrama.
Ziona suka menjaga istri mudanya dekat dengan dia di lantai yang sama dengan kamar tidur miliknya – sementara istri-istrinya yang lebih tua tidur di lantai dasar rumah. Pada siang hari ia suka tujuh atau delapan istri dengan dia sepanjang waktu melayani Dia tangan dan kaki.
Rinkimi, 35 thn, menikah dengan Ziona selama 11 tahun, mengatakan: “Kami tinggal di sekitar dia karena dia adalah orang yang paling penting dalam rumah. Melayani dia adalah seperti melayani Tuhan. Dia orang yang paling tampan di desa ini…
“Saya merasa beruntung memiliki dia sebagai suami saya.” Istri Ngaihzuali, 37, menambahkan: “Dia sering memanggil saya untuk memakaikan minyak rambut, ia hanya suka saya saja yang melakukan pekerjaan ini yang membuat saya merasa istimewa..”
Ibu dari anak laki-laki 16 tahun mengatakan: Ziona jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Dia menjelaskan: “Dia sedang keluar jalan-jalan pada pagi hari ketika ia pertama kali melihat saya.
“Dia jatuh cinta dengan saya dan menulis surat yang mengatakan ia ingin menikahi saya. “Dia kemudian datang ke rumah saya untuk minta izin orang tua saya ‘.” Salah satu-teman istrinya, Huntharn-ghaki, menegaskan semua pengantin Ziona pada akur.
Dia mengatakan: “Jika sistem keluarga diletakkan di atas batu pendiri dan tulus saling mencintai dan menghormati setiap anggota, maka sistem ini dijamin akan sukses.” Para istri muda diatur oleh Zathiangi. Dia mengatakan: “Menjadi yang tertua dalam keluarga, saya harus menjaga manajemen. Saya telah menikah dengan Ziona paling lama, setiap orang dalam keluarga menghormatiku dan aku bangga dalam menjaga suami saya dan keluarga…”
Putra tertua Ziona Parliana, 50 thn, mengatakan ayahnya menikahi begitu banyak istri sehingga ia bisa menjaga mereka. Dia menegaskan: “Kebanyakan perempuan yang ayah saya nikahi adalah perempuan miskin dan yatim piatu dari desa ini. “Dengan menikahi mereka dia telah memberikant contoh dalam sejarah umat manusia.
“Dia tidak hanya kepala rumah ini, tetapi juga pemimpin dari sekitar 4.000 orang dari sekte Chana. “Kakek saya pindah ke desa ini dan mendirikan komunitas kami. Sejak itu, ayah saya melanjutkan kepimpinannya.
“Semua saudara-saudaraku adalah pekerja keras. Tetapi kami semua senang dan mengalami kehidupan yang aman.. “Dengan mendukung dia dalam karyanya, saya merasa dekat dengan Tuhan.” Parliana sendiri mengikuti jejak ayahnya, meskipun ia memiliki jalan panjang untuk mengejar ketinggalan.Saat ini ia hanya memiliki dua istri dan 13 anak-anak.
Sementara itu, Ziona mengatakan bahwa meskipun sudah bertahun-tahun menjalani kehidupan ini, hari-hari menikahnya belum berakhir. Dia menjelaskan: “Untuk memperluas sekte saya, saya bersedia untuk pergi bahkan ke Amerika Serikat untuk menikah.”
sumber : http://ustadchandra.wordpress.com/