Cerita Cindrella Yang Asli Tidak Seindah Yang Kita Dengar



Sepatu Cinderella bukan sepatu kaca! Di cerita aslinya yang berbahasa Perancis, disebutkan bahwa sepatu Cinderella adalah sepatu bulu (vair = fur), namun orang keliru menerjemahkannya sebagai sepatu kaca (verre = glass). Akhirnya cerita yang tersebar ke seluruh dunia adalah versi yang salah, yaitu sepatu kaca. sumber

Sejak itulah dunia anak - anak selalu membayangkan sepatu kaca yang berkilauan yang tertinggal diatas tangga istana sang pangeran. Anak-anak hingga kini merasa heran dan menjadi pertanyaan pada orangtuanya, mengapa mereka tidak pernah malihat sepatu seperti yang ada dalam cerita Cinderela.

Jaman dulu, orang rela memotong jari kelingking di kedua kakinya agar ketika memakai sepatu tampak lebih ramping!

Charles Perrault, yang menulis versi modern kisah tersebut pada abad ke-17 belas, salah mendengar kata vair (bulu bajing) dalam dongeng abad pertengahan yng dipinjam dan diperbaruinya dengan kata verre (kaca) yang kedengarannya mirip.

Cinderella adalah sebuah kisah yang kuno dan universal. Ada sebuah versi asal Cina yang berasal dari abad kesembilan dan 340 versi lain sebelum yang dibuat oleh Perrault. Tak satu pun versi awal tersebut menyebutkan selop kaca. Dalam kisah Cina yang original-Yeh Shen-, selop tersebut terbuat dari benang emas dengan sol emas padat. Dalam versi Skotlandia-Rashie Coat-selop tersebut dibuat dari rumpun gelagah. Dalam dongeng Prancis abad pertengahan, yang diadaptsi oleh Perrault, sepatu Cinderella digambarkan sebagai pantoufles de vair-selop dari bulu bajing.

Selain memoles kisah Cinderella, menambahkan tikus-tikus, buah labu, dan ibu peri, Perault juga mengurangi kesadisan dalam cerita itu. Cerita asli Cinderella dalam buku asli abad pertengahan tersebut, saudara-saudara perempuan yang buruk rupa memotong jari kaki mereka untuk mencoba selop tersebut, dan setelah sang Pangeran menikahi Cinderella, Sang Raja membalas dendam kepada mereka dan ibu tiri yang kejam dengan memaksa mereka berdansa sampai mati dengan menggunakn sepatu bot besi yang panas.

Chales Perrault melakukan kesalahan yang mungkin tidak disengaja, tetapi berakibat cukup fatal. Yang lebih berbahaya adalah ketika suatu kesalahan kita anggap sebagai kebenaran. Kita menipu diri sendiri.

Sejak itulah anak-anak sedunia membayangkan ada sebuah sepatu kaca yang berkilauan yang tertinggal diatas tangga istana, dan mereka terheran-heran mengapa mereka tidak pernah melihat sepatu seperti itu didalam kenyataannya.

Bila anda mengira bahwa mengeja suatu kata dengan benar adalah sesuatu yang tidak penting, maka anda perlu merenungkan kisah Cinderella ini. Oleh karena kesalahan kecil seorang pengeja, Cinderella akhirnya memakai sepatu yang salah untuk selamanya.

Delete this element to display blogger navbar

 
© Noblogandi | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger