Kisah di Balik Warna Biru dan Merah Muda



Pernahkah terpikir oleh Anda mengapa barang anak perempuan cenderung berwarna merah muda dan anak laki-laki cenderung berwarna biru? Ternyata ada cerita sejarah di balik dua warna tersebut.

Sebelum abad ke-19, ditentukan bahwa gender tidak menentukan warna pada pakaian anak-anak. Anak perempuan dan laki-laki berusia kurang dari enam tahun pun, hanya dapat memakai pakaian berwarna putih. Alasannya, hanya demi kepraktisan.

Seperti dilansir dari Shine, menurut Jo B. Paoletti, sejarawan dari Universitas Maryland dan penulis buku "Pink and Blue: Telling the Girls From the Boys in America", penentuan warna untuk anak laki-laki dan perempuan awalnya, tidak spesifik.

Gagasan bahwa warna dapat membentuk kepribadian anak sesuai dengan gender muncul tepatnya sebelum Perang Dunia I. Pada artikel Ladies Home Journal yang terbit pada Juni 1918, warna merah muda dianggap sebagai warna yang lebih kuat dibanding biru.

Oleh sebab itu, anak laki-laki dianggap lebih cocok menggunakan warna tersebut. Sedangkan, anak perempuan menggunakan warna biru karena dianggap lebih cantik dan feminin pada saat itu.

Sumber lain mengatakan bahwa warna biru sangat cocok untuk digunakan oleh anak berambut pirang, dan warna merah muda bagus untuk anak berambut coklat. Atau, biru untuk anak bermata biru dan merah muda untuk anak bermata coklat.

Pada 1927, majalah Time mencetak grafik yang menunjukkan warna yang tepat sesuai jenis kelamin menurut toko-toko terkemuka di Amerika Serikat. Banyak toko pakaian anak terkemuka yang menjual pakaian anak dengan warna yang biru untuk perempuan dan merah muda untuk laki-laki seperti Filane di Boston, Best & Co di New York, Halle di Cleveland, dan Marshal Field di Chicago.

Baru sejak tahun 40-an, pabrik pakaian anak memutuskan untuk membuat pakaian warna merah muda untuk anak perempuan dan biru untuk warna laki-laki. Karenanya, anak-anak yang lahir setelah Perang Dunia II dibesarkan dengan kedua warna tersebut.

Sejarah merah mudah dan biru tidak sampai di situ. Menurut Paoletti, penggunaan pakaian warna pink untuk perempuan sempat berhenti karena gerakan pembebasan perempuan sehingga warna baju uniseks menjadi trenpada tahun 60-an hingga 70-an. Namun, tren biru dan merah muda kembali pada pertengahan 80-an seiring dengan perkembangan uji pra kelahiran.

Ketika orang tua mengetahui mereka akan memiliki anak laki-laki atau perempuan, mereka mempersiapkan warna pakaian bayi mereka sesuai dengan warna yang 'tepat'. Akhirnya, para produsen pun terdorong untuk memproduksi segala macam jenis kebutuhan bayi dengan dua warna tersebut, hingga saat ini.

sumber : Vivanews

Delete this element to display blogger navbar

 
© Noblogandi | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger